Mengatasi Kekhawatiran Orangtua Saat Membawa Anak Ke Dokter Gigi

You are currently viewing Mengatasi Kekhawatiran Orangtua Saat Membawa Anak Ke Dokter Gigi

Banyak orangtua khawatir saat akan membawa anaknya yang masih kecil ke dokter gigi. Di artikel ini akan dijelaskan cara mengatasi kekhawatiran tersebut.

“Anak saya gak bisa diam dok, gak mau buka mulut, kayanya sulit deh kalau dibawa ke dokter gigi”

“Anak saya masih terlalu kecil dok, memangnya bisa diajak ke dokter gigi?

“Saya takut anak saya nangis histeris kalau diajak ke dokter gigi, nanti takutnya trauma dok”

Kekhawatiran tersebut adalah yang sering dikatakan orangtua sebelum membawa si kecil ke dokter gigi. Semoga setelah membaca artikel ini dapat tercerahkan ya.

Kenapa Takut Ajak Anak Ke Dokter Gigi

Sebelumnya dibahas dulu yuk sebenarnya kapan anak harus dibawa ke dokter gigi?

Menurut American Association of Pediatric Dentistry, disarankan anak diajak ke dokter gigi saat 6 bulan setelah gigi pertamanya tumbuh atau sejak usia 1 tahun.

Kenapa sedari kecil sudah perlu diajak ke dokter gigi? Tujuannya agar dokter gigi bisa sedari awal memeriksa keadaan gigi anak dan mengecek faktor resiko terjadinya gigi berlubang pada anak sehingga dokter gigi bisa mengedukasi orangtua bagaimana supaya bisa mencegah gigi anak agar tidak berlubang.

Selain itu, membawa anak ke dokter gigi sejak kecil bisa membiasakan anak untuk melihat situasi di klinik gigi dan meminimalisir resiko anak trauma ke dokter gigi.

Ingat moms, anak akan lebih kooperatif jika ia ke dokter gigi tidak dalam keadaan sakit gigi.

Apa Tujuan Ke Dokter Gigi Dini

Nah, sebenarnya apa yang akan dilakukan di Klinik Gigi Anak?

  • Dokter gigi akan menyapa anak dan membangun kedekatan terlebih dahulu dengan anak. Mengajak ngobrol orang tua dan juga anak, bermain menyikat gigi bersama supaya terjalin kedekatan dan kepercayaan antara anak dengan dokter gigi. Namun hal ini sulit dilakukan jika pada kunjungan pertama sudah ada keluhan sakit gigi. Oleh sebab itu disarankan untuk membawa anak pertama kali ke dokter gigi sebelum sakit gigi.
  • Apabila ada tindakan yang harus dilakukan maka dokter gigi akan melakukannya secara bertahap dimulai dari mengenalkan beberapa alat yang akan digunakan. Misalnya “Naah hari ini kita mau periksa gigi kamu yaah, ini bu dokter punya kaca buat lihat gigi kamu, mau pegang? Lalu kita sikat sikat gigi kamu yaa pakai alat ini niih, lembut looh nanti dia akan bersihkan gigi kamu”.
    Anak-anak bukanlah orang dewasa yang diperkecil, ia memiliki perasaan dan imajinasinya sendiri, mungkin saja sebelumnya ia pernah mendengar sesuatu yang membuatnya takut ke dokter gigi, nah peran dokter gigi lah mengenalkan ke anak secara bertahap pada anak agar anak merasa nyaman dan tidak merasa takut.
    Peran orang tua juga sangat penting untuk tidak menakut-nakuti anak dengan dokter. “Nanti kalau ga nurut disuntik bu dokter ya” hal tersebut dapt membuat anak takut akan dokter gigi.
  • Lalu saat tindakan berlangsung jika membutuhkan waktu yang cukup lama, di Klinik kami disediakan layar LCD untuk menonton film kesukaan anak, hal ini bisa menjadi distraksi untuk anak sehingga anak tidak terfokus pada perawatan giginya, sehingga dokter gigi juga lebih nyaman dan leluasa dalam melakukan perawatan.Fasilitas Ruang Klinik

Aku Berani Ke Dokter Gigi

Lalu ada beberapa kekhawatiran para moms terkait anaknya bila diajak ke dokter gigi, kita coba bahas satu persatu yah moms.

  • Khawatir anak tidak bisa diam
    Wajar sekali yah moms bila anak kecil atau batita tidak bisa duduk diam. Bahkan menurut  Dr. Laurie McNelles, ahli perkembangan anak dari York University, Kanada, kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda tergantung usia anak, misalnya saat usia anak 1 tahun kemampuan konsentrasinya hanya berkisar 1 – 3 menit.
    Lalu di usia 2 tahun meningkat hingga 3 – 5 menit. Dan di usia 3 tahun kemampuan konsentrasinya hanya berkisar 5 – 10 menit. Jadi wajar yah moms bila memang anak tidak bisa duduk diam dalam waktu yang lama.
    Nah peran dokter gigi lah yang perlu menyesuaikan dalam menghadapi anak. Oleh sebab itu kami sarankan agar moms membawa anak ke dokter gigi Spesialis Gigi Anak (Sp.KGA), karena dokter gigi anak dalam pendidikan spesialisnya telah mempelajari cara-cara khusus pendekatan anak.

Apa Yang Akan Dilakukan Dokter Gigi

  • Khawatir anak nangis histeris di dokter gigi
    Menangis adalah hal yang wajar bagi anak batita, karena kemampuan komunikasinya yang masih terbatas. Oleh sebab itu moms tidak perlu mengkuatirkannya, dan tim dokter gigi anak juga akan mengerti dan memakluminya.
    Namun moms dapat meminimalisirnya dengan cara mempersiapkannya di rumah seperti berikut ini: 

    • Lakukan briefing dan role playing ke anak. Jelaskan ke anak apa yang akan dilakukan di dokter gigi dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Ajak anak melihat video yang ada di internet terkait pengalaman yang positif saat anak dibawa ke dokter gigi, bacakan buku terkait kesehatan gigi pada anak.
      Berikan anak penjelasan yang mudah dimengerti anak sesuai dengan umurnya, misal: “Dek, nanti gigi adek akan dilihat sama dokter gigi ya, gigi adek dilihat apa ada yang kotor, kalau ada yang kotor nanti dibantu dibersihkan sama dokter gigi yaa”
      Hindari untuk mengucapkan ke anak “Dek, nanti dedeknya ga diapa-apain kook”, karena apabila anak nantinya akan dilakukan tindakan anak akan jadi merasa dibohongi dan bisa timbul ketidakpercayaan apabila diajak kembali ke dokter gigi.
      Lakukan juga role playing (bermain peran) misal dengan bermain bersama anak ceritanya ibu yang menjadi dokter giginya lalu simulasikan kalau gigi anak akan dilihat dan dibersihkan.
    • Berikan afirmasi positif pada anak, berikan kepercayaan pada anak bahwa anak mampu.

 “Adek nanti pintar yaa mau diperiksa di dokter gigi”

“ Mama percaya kamu nanti bisa berani diperiksa giginya”

Setiap Anak Berbeda

Nah apabila orangtua dan tim dokter gigi sudah berusaha untuk melakukan pendekatan, namun kerap kali pada usia batita cara tersebut tidak membuahkan hasil.

Bila hal itu terjadi jangan berkecil hati yah moms, tetap support sebagai orang tua, lalu apabila orangtua setuju maka tim dokter gigi akan membantu memegangi anak yang berontak agar dapat diperiksa dan dilakukan perawatan gigi.

Jadi, kesimpulannya tidak perlu takut membawa anak ke dokter gigi yah moms, dan jangan tunggu anak sakit gigi baru membawa anak untuk ke dokter gigi.

Keberhasilan perawatan gigi anak perlu adanya kerjasama yang baik antara anak, orang tua dan dokter gigi. Orang tua berperan penting untuk membantu anak menjaga kesehatan giginya dan mengajaknya ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Semangat mooms! Semoga artikelnya bermanfaat yaah.

Tips lainnya bisa dibaca juga di artikel Membawa Anak ke Dokter Gigi

Tips Aman Ke Dokter Gigi

Sumber :

https://healthblog.uofmhealth.org/childrens-health/when-should-a-child-see-a-dentist-for-first-time

https://www.parenting.co.id/beda-usia-beda-pula-kemampuan-konsentrasi-anak

https://www.webmd.com/oral-health/guide/childs-first-dental-visit#1

[inline_divider type=”1″]

Artikel oleh : drg. Melissa Antonia, Sp.KGA , drg. Laila Novpriati

Infografik oleh : drg. Edith Ekaputri