Waspadai Karies Gigi Anak akibat Kebiasaan Minum Susu Sebagai Pengantar Tidur

You are currently viewing Waspadai Karies Gigi Anak akibat Kebiasaan Minum Susu Sebagai Pengantar Tidur

Halo moms, kenapa ya mulai usia 1 tahun anak dianjurkan untuk berhenti minum susu botol sebagai pengantar tidur?

Waspada Karies Gigi

Tahukah moms kalau minum susu sebagai pengantar tidur dapat menyebabkan karies susu botol atau nursing bottle caries. Apakah itu nursing bottle caries? Berikut merupakan beberapa definisinya.

Kebiasaan Minum Susu

Gambar 1. Beberapa terminologi dan definisi dari nursing bottle caries

Kebiasaan Minum Susu

Gambar 2. Contoh tampilan klinis gigi anak yang mengalami nursing bottle caries

Jadi, intinya nursing bottle caries merupakan keadaan gigi berlubang yang spesifik disebabkan oleh kebiasaan minum susu, baik formula maupun ASI sebagai pengantar tidur.

Nah sebelumnya mindok mau jelaskan dulu nih sebenarnya apa sih yang terjadi dalam mulut kita saat kita tidur? Kenapa sih kalau kita sudah sikat gigi tidak boleh makan dan minum selain air putih?

Saat kita tidur, kelenjar air liur kita akan berhenti memproduksi air liur. Oleh sebab itu saat terbangun seringkali kita merasakan haus/ mulut kering. Padahal, air liur kita berfungsi untuk melindungi gigi-gigi kita, menghambat proses demineralisasi atau larutnya mineral-mineral  gigi yang akan menyebabkan karies. Karena itulah sangat penting sebelum tidur mulut dan gigi kita bersih dari sisa-sisa makanan. Jika ada sisa makanan yang masih menempel saat tidur, ditambah tidak adanya air liur, maka proses demineralisasi akan berjalan sangat cepat.

Waspada Karies Gigi

Apa yang terjadi jika anak minum susu sebagai pengantar tidur?

Jika anak minum susu sebagai pengantar tidur, maka masih ada sisa-sisa cairan susu yang menempel/ menggenangi gigi anak. Susu (baik itu formula/ UHT/ASI) mengandung gula susu atau laktosa yang akan dirubah menjadi asam oleh bakteri dalam mulut kita. Asam inilah yang akan melarutkan mineral-mineral gigi, ditambah lagi dengan tidak adanya air liur, semakin cepatlah proses karies gigi yang terjadi pada anak. Demikian juga meskipun gigi berlubang sudah ditambal, namun bila kebiasaan minum susu sebagai pengantar tidur masih berlanjut maka tambalan pun akan mudah lepas.

Lalu, kenapa sih mulai 1 tahun anak harus menghentikan kebiasaan meminum susu sebagai pengantar tidur?

American Association of Pediactric Dentist menyarankan setelah 1 tahun anak sudah tidak dianjurkan meminum susu melalui botol dot. Ketika anak berusia 1 tahun, ia sudah banyak makan makanan padat, bahkan sudah bisa makanan keluarga, sehingga susu/ASI hanyalah sebagai pendamping saja. Selain itu, saat usia 1 tahun gigi anak sudah banyak yang mulai tumbuh, sehingga kebiasaan minum susu sebagai pengantar tidur dapat menyebabkan nursing bottle caries.

Kalau tengah malam anak saya menangis minta susu solusinya bagaimana?

Anak yang menangis dan terbangun tengah malam tidak selalu ingin minum susu, apalagi kalau sebelum tidur sudah makan makanan padat dan anak dalam kondisi kenyang, bisa saja ia hanya haus, maka moms bisa berikan air putih hangat saja.

Tapi anak saya hanya mau minum susu kalau sedang tidur dok, bagaimana ya?

Mulai usia 1 tahun, susu bukanlah lagi sebagai minuman wajib. Ingat, bahwa saat ini 4 sehat 5 sempurna sudah tidak berlaku lagi moms, yang terpenting adalah gizi yang seimbang. Bahkan asupan susu untuk anak diatas 1 tahun harus dibatasi MAKSIMAL 500 ml atau 2 gelas per hari. Selain itu manfaat susu juga bisa moms dapatkan dari makanan turunan susu lainnya, seperti keju, yoghurt, es krim dan sebagainya.

Waspada Karies Gigi

Nah, jadi begitu moms, yuk sama-sama kita stop kebiasaan anak-anak kita yang sudah di atas 1 tahun minum susu sebagai pengantar tidur. Lantas bagaimana cara menghentikan kebiaasaan tersebut ? Baca artikel Tips menghentikan kebiasaan minum susu sebagai pengantar tidur

[push h=”30″]
Sumber:

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=nursing-bottle-caries-90-P01844

https://www.aap.org/en-us/advocacy-and-policy/aap-health-initiatives/Oral-Health/Documents/OralHealthFCpagesF2_2_1.pdf

[inline_divider type=”1″]

Ditulis oleh : drg Laila Novpriati & drg Melissa Antonia, Sp.KGA