Dear parents. Pernah dengar tidak, kalau perasaan anak sangat peka dan bisa ikut merasakan perasaan orangtuanya, terutama ibunya? Hal ini benar yaa parents, bukan hanya hoax. Oleh sebab itu, kalau parents ingin membawa si kecil ke dokter gigi, sebaiknya tenang dan tidak perlu cemas berlebihan yaa, karena hal tersebut bisa menularkan ke anak. Untuk lebih lanjutnya, yuk simak artikel mindok berikut ini!
Tahukah parents kalau perilaku orangtua sangat mempengaruhi sikap anak saat berkunjung ke dokter gigi. Rasa cemas dan khawatir orangtua saat membawa anak ke dokter gigi dapat dirasakan oleh anak. Hal tersebut dapat mempengaruhi respon anak terhadap perawatan gigi bahkan menyebabkan “dental anxiety”.
Gambaran Berhenti Membuat Statemen Menyeramkan Tentang Dokter Gigi
Selain itu, berhenti untuk membuat anak berpikir bahwa dokter gigi itu menyeramkan! Contohnya kalimat-kalimat seperti berikut:
- “Kalau ga mau sikat gigi, nanti giginya dicabut loh sama dokter gigi!”
- “Kalau makan coklat terus, mama bawa kakak ke dokter gigi yaa!”
Gambaran Mulai Untuk Memberikan Afirmasi Positif Tentang Dokter Gigi
Dan mulai memberikan afirmasi positif pada anak tentang kunjungan ke dokter gigi! Contohnya kalimat-kalimat seperti berikut:
- “Kakak boleh makan coklat, tapi nanti sebelum bobo kita sikat gigi dulu yaa!”
- “Kakak, nanti kita ke dokter gigi yuk! Sila lihat ada sisa coklat yang nempel di gigi kakak ngga yaa?”
Ingat yaa parents, bahwa anak merupakan peniru ulang. Jadi, berilah contoh yang positif pada anak. Jangan takut-takuti anak, jangan juga menunjukkan kekhawatiran berlebihan tentang kunjungan anak ke dokter gigi. Semua dokter gigi pasti ingin membantu parents dan si kecil.